Rabu, Mei 28, 2008

LeBiH BaIK

Setiap orang akan memiliki jalan masing - masing seperti setiap orang memiliki bentuk yang berbeda, sekalipun kembar. Dalam menjalani hidup ini kita memang di minta untuk belajar, belajar dari masa lalu, belajar dari ahli agama baik yang dulu maupun yang sekarang maupun belajar dari kesalahan.Kadang kita pernah merasa terpuruk, terhempas, dipuncak dan tercukupi dalam hidup. Ya, hidup memang penuh liku dan warna, sekarang tinggal bagaimana kita menyikapinya, mewarnainya.Tidak semua yang buruk dalam hidup kita menjadikan kita tidak berarti.Dan belom tentu orang yang hidupnya lurus, lempeng itu lebih baik dengan orang yang hidupnya penuh liku, pernah ternoda, pernah terhina, pernah terpuruk dan terhempas. Bagaimana mungkin kita menghakimi seseorang atas masa lalu mereka??? "Maksiat yang melahirkan sikap hina dina di hadapan Allah itu lebih baik ketimbang ketaatan keapada Allah yang melahirkan sikap merasa mulia dan sombong." Sebesar apa pun kemaksiatan dan dosa seseorang, jika memasuki pintu taubat, Allah tetap menyambutnya dengan Pintu Ampunan yang agung, bahkan dengan kegembiraanNya yang Maha dahsyat kepadamu. Karena sebesar langit dan bumi ini, jika anda penuhi dengan dosa-dosa anda, dikalikan lagi dengan lipatan jumlah penghuni planet ini, kelipatan dosa itu, sesungguhnya ampunan Allah masih lebih besar dan lebih agung lagi. Oleh sebab itu Ibnu Athaillah membesarkan hati orang yang telah berbuat dosa agar tidak putus asa terhadap ampunan Allah, bahkan orang yang berdosa namun bertobat dengan penuh rasa hina dina dihadapan Allah itu dinilai lebih baik, dibanding orang yang ahli ibadah yang merasa hebat, merasa suci, merasa paling mulia dan merasa sombong dengan ibadahnya. Mengapa ? Karena ada dosa yang lebih tinggi lagi dibanding maksiat, yaitu dosanya orang takjub atau kagum pada diri sendiri. Bahkan Rasulullah saw. Bersabda : "Jikalau kalian tak pernah berbuat dosa, niscaya yang paling saya takutkan pada kalian adalah yang lebih dahsyat lagi, yaitu 'ujub (kagum pada diri sendiri)." Bahkan betapa banyak orang yang dulunya ahli maksiat lalu diangkat derajatnya menjadi manusia mulia di hadapan Allah Ta'ala. Begitu juga banyak ahli ibadah tetapi berakhir hina di hadapanNya gara-gara ia sombong dan merasa lebih dibanding yang lainnya. Orang yang beramar ma'ruf nahi mungkar, apakah ia aktivis muslim, da'I, ustadz, kyai, ulama', muballigh, ketika mereka menyerukan amar ma'ruf nahi mungkar, lantas dirinya merasa lebih baik dari yang lain, adalah wujud kesombongan yang hina pada dirinya. Dibanding seorang preman yang bertobat, pelacur yang bertobat, maling yang bertobat dengan kerendahan jiwa di hadapan Allah, mereka yang merasa paling Islami itu justru menjadi paling hina, jika ia tidak segera bertobat. Nabi Adam as, mendapatkan kemuliaan luar biasa sebagai Nabi, Rasul, Khalifah, Abul Basyar, justru ketika sudah turun di muka bumi, karena tindak dosanya di syurga. Namun Nabi Adam bertobat dalam remuk redam jiwanya dan hina dina hatinya di depan Allah, justru Allah mengangkat dan menyempurnakan ma'rifatnya ketika di dunia, bukan ketika di syurga dulu. Nabi Adam as, menjadi Insan Kamil ketika di dunia, bukan ketika di syurga. Oleh sebab itu terkadang Allah mentakdirkan maksiat pada seorang hamba dalam rangka agar si hamba lebih luhur dan dekat kepada Allah. Wacana ini dilontarkan agar manusia tidak putus asa atas masa lalu dan nodanya di masa lampau, siapa tahu, malah membuat dirinya naik derajat. Wacana ini pula tidak bias dipandang dengan mata hati, nafsu dan hasrat hawa. Misalnya, "Kalau begitu maksiat saja, siapa tahu, kita malah naik derajat." Kalimat ini adalah kalimat yang muncul dari hawa nafsu! Wacana mengenai naiknya derajat paska maksiat, hanya untuk orang yang sudah terlanjur maksiat, agar tidak putus asa dan tetap menjaga rasa baik sangka kepada Allah Ta'ala (husnudzon). Apalagi di akhir zaman ini, jika disurvey, membuktikan bahwa orang yang kembali kepada Allah dengan taubatnya, biasanya didahului oleh kehidupan yang hancur-hancuran, maksiat yang bernoda. Akhir zaman ini juga banyak dibuktikan, khususnya di wilayah kota, betapa banyak orang yang merasa bangga diri dengan ahli ibadahnya, ketekunan dan taatnya, diam-diam ia ujub dan sombong, merasa lebih dibanding lainnya. Sifat hina dina adalah wujud kehambaan kita. Manusia akan sulit mengakui kehambaannya manakala ia merasa mulia, merasa sombong, ujub, apalagi merasa hebat dibanding yang lainnya. Karena itu rasa hina dina, apakah karena diakibatkan oleh kemaksiatan atau seseorang mampu menjaga rasa hina dina di hadapan Allah, adalah kunci terbukanya Pintu-pintu Allah Ta'ala, karena kesadaran seperti itu, membuat seseorang lebih mudah fana' di hadapanNya.

Selasa, Mei 27, 2008

TaHAjjUd CaLL >>>> TeRCinTA

Tahajjud atau bahasa kalemnya Qiyyamul Lail menurut aku yang awam ini, ibadah sunnah yang utama, dimana di sepertiga malam, saat seharusnya enak-enaknya kita di alam mimpi, kita malah bangun menemui kekasih kita *_*
** PERCIKAN IMAN ** Percaya dalam mihrab Cinta
Tergontai ku langkahkan kaki
Seperti biasa...
Kesunyian senantiasa menemani malam-malamku
Kini percikan air wudlu telah menghilangkan jiwa yang kerontang
Menghapuskan lelah semalam
Dalam kiblat ku hadapkan tubuh lemah ini
Dalam sujud ku pasrahkan diri ini
Dalam do'a ku merajut asa...
Puji syukur padaMu Ya Allah...
Yang menganugerahkan kembali semangat
untuk terus mengingatMu
~ euis ~
Ya, puisi diatas ditulis oleh teh euis, salah satu member milis Tahajjud Call. Tentang tahajjud. Sudah 2 bulan ini aku gabung ke milis tahajjud call, awalnya karena aku memang hobi bertahajjud,^_^ n sering ditugasin untuk membangunkan siswa kelas IX tuk tahajjud. Disini milisnya interaktif sekali, dimana saat kita menjadi member, kita akan dibagi kelompok, kemudian ada penanggung jawab yang membagi jadwal perputaran antara anggota kelompok selama seminggu untuk me misscall temen sekelompoknya. Bisa saja untuk bangun, kita hanya pasang alarm tidak perlu missed call. Tapi sungguh, rasanya benar - benar berbeda saat ada yang me misscall kita, ada sensasi tersendiri, ada rasa kekeluargaan, ada perhatian *_* Saat HP berdering, rasanya seperti di siram air hehehhehe basah kuyup dong, sambil membayangkan sodara-sodara kita juga sedang menyiramkan air wudhu yang sejuk. Selain itu, postingan - postingan anggota milis bervariasi, ada ilmunya, ada becandanya, ada debatnya, ada ngambeknya, ada ta'arufnya ehheehe namanya aja KELUARGA BESAR *_* bahkan ada sosialnya, yaitu saat acara milad I TC yang di adain di rumah teh dedah, salah satu penanggung jawab utama TC di perumahan Duta Harapan-Bekasi dengan mengundang anak yatim. Wow Subhanallah......sumbangan baik berupa barang maupun uang dari para anggota TC semoga menjadi amalan yang baik. Pokoknya nyenengin banget deh acara ngumpulnya, ga rugi deh aku bolos kerja tuk hadir di sana hehehhehe ketemu temen - temen yang tercinta. Walo baru ketemu kali itu, rasanya sudah akraaabbbbb banget, yah baru kali ini aku ngerasain milis seperti keluarga ^_^ yah harapanku tentunya dengan gabung ma milis TC membuat aku makin baek karena aku PENGEN BAEK *_*